Pada tahap panen pertama pasca tanam, produktivitas tanaman kopi biasanya masih sangat rendah. Produktivitas tanaman akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Produktivitas kopi akan mencapai puncak pada saat tanaman berumur 7 sampai 9 tahun dengan produksi rata-rata per hektar mencapai 500 – 1.500 kg kopi beras tiap tahunnya. Jumlah produksi tersebut masih terus meningkat apabila tanaman dikelola dengan intensif yakni maksimal mencapai 2.000 kg per hektar tiap tahunnya.
Waktu Panen Buah Kopi
Waktu yang diperlukan kuncup bunga untuk menjadi kopi yang siap panen berbeda-beda tergantung jenis kopi yang ditanam. Pada tanaman kopi arabika pembentukan buah memakan waktu 8 sampai 11 bulan, sedangkan pada kopi robusta buah terbentuk lebih cepat yakni antara 6 sampai 8 bulan.Untuk memperoleh kualitas biji kopi yang baik, panen dianjurkan hanya dilakukan dengan memetik buah-buah kopi yang matang saja. Buah kopi matang ditandai dengan kulit buah yang memerah tua. Musim panen kopi dalam satu kebun tidak serempak biasanya berlangsung di musim kemarau yakni antara bulan Mei sampai September. Oleh karena itu pemetikan dalam proses pemanenan dilakukan secara bertahap. Tahapan pemetikan kopi tersebut antara lain tahap pemetikan pendahuluan, petik merah, dan petik racutan.
1. Pemetikan pendahuluan
Pemetikan pendahuluan dilakukan untuk mengambil buah-buah kopi yang terserang hama bubuk buah, biasanya dilakukan antara bulan Februari dan Maret. Pemetikan ini bertujuan untuk menghindari penyebaran hama tersebut dengan memutus siklus hidupnya. Buah-buah yang terserang hama bubuk menunjukan ciri-ciri berwarna kuning kehijauan. Buah-buah ini dipetik kemudian direbus dan dijemur untuk kemudian diolah dengan metode pengolahan kering.
2. Petik merah
Petik merah sering disebut pula dengan istilah panen raya. Panen ini dimulai pada bulai Mei dan berakhir di bulan September. Petik merah dilakukan dengan memetik buah-buah kopi yang sudah merah matang pada tanaman setiap 10 – 14 hari. buah-buah kopi hijau yang mungkin ikut terpetik harus dipisahkan dari buah kopi matang agar mutu kopi olahan nantinya tidak menurun. Buah-buah kopi matang ini, pada proses pembuatan kopi luwak biasanya langsung dibersihkan dan dihidangkan pada luwak yang ada di kandang penangkaran.
3. Petik racutan dan lelesan
Petik racutan dilakukan dengan memanen semua buah yang ada di tanaman setelah bulan September atau setelah petik merah selesai dilakukan dan sisa buah di pohon hanya tertinggal sekitar 10% saja, sedangkan lelesan dilakukan dengan mengambil semua buah yang jatuh tertinggal di tanah. Petik racutan dan lelesan dilakukan sejatinya hanya untuk meminimalkan serangan hama bubuk buah pada musim panen berikutnya, karena buah-buah yang tersisa pasca petik merah jika tidak diambil hanya akan menjadi inang untuk hama bubuk buah.
Cara Panen Buah Kopi
Panen buah kopi dilakukan dengan cara memetik buah kopi satu persatu dari dompolan buah dan memasukannya ke dalam keranjang bambu. Pemetikan yang dilakukan dengan mengambil semua buah yang ada di dompolan tidak dianjurkan karena akan mengakibatkan mutu olahan kopi nantinya menurun. Pada tanaman yang tinggi sehingga buah tidak terjangkau oleh tangan pemetik, perlu disiapkan tangga segitiga untuk memudahkan proses pemanenan. Setelah keranjang buah penuh, buah kopi kemudian dimasukan ke dalam karung goni kemudian diangkut untuk ditimbang dan diolah baik secara basah maupun diolah secara kering.Nah, demikianlah pembahasan mengenai teknik panen pada budidaya tanaman kopi. Dari buah yang diperoleh setelah diolah akan diperoleh kopi beras dengan rendemen yang berbeda-beda bergantung jenis kopinya. Dari 100 kg buah kopi segar, untuk kopi robusta akan diperoleh biji kopi kering (kopi beras) sebanyak 22 sampai 24 kg (rendemen 22-24%), sedangkan untuk kopi arabika hanya akan diperoleh kopi beras sejumlah 16 sampai 18 kg (rendemen 16-18%).