Kopi Luwak Prebiotik, Kopi Luwak yang Diproduksi Tanpa Luwak?

Menjawab keterbatasan jumlah produksi kopi luwak tanah air, Suprio Guntoro, seorang peneliti BPTP Bali telah berhasil meneliti dan menemukan kopi luwak yang dapat diproduksi tanpa harus melewati sistem pencernaan luwak. Kopi luwak ini olehnya diberi nama kopi luwak prebiotik. Kopi luwak prebiotik karya Gun diyakini akan mampu melindungi jumlah populasi luwak tanah air yang terus berkurang akibat eksploitasi berlebihan dalam bisnis kopi luwak yang beberapa dekade ini terus meningkat pesat.

Kopi Luwak Prebiotik

Kopi Luwak Prebiotik

Bagi Anda yang belum tahu, kopi luwak umumnya dibuat secara alami dari bahan berupa buah kopi pilihan yang sudah melewati proses pencernaan luwak. Buah luwak sengaja dihidangkan ke luwak agar mengalami fermentasi di dalam usus dan lambung luwak (Paradoxurus hermaphroditus) sebelum akhirnya dijemur, disangrai, dan digiling. Sedangkan pada kopi luwak prebiotik karya Suprio Guntoro, fermentasi buah kopi pada sistem pencernaan luwak digantikan dengan fermentasi luar dengan memanfaatkan mikroba-mikroba fermentator yang diperoleh dari usus buntu dan usus halus melalui teknik isolasi.

Gun meyakini, kopi luwak prebiotik buatanya aman untuk dikonsumsi. Ia mengaku proses pembuatan kopi luwak tanpa luwaknya itu bebas dari bahan kimia berbahaya atau mikroba bersifat patogen. Isolasi mikrobanya pun dilakukan dengan hati-hati dan tanpa adanya singgungan dengan bahan-bahan yang mengancam keselamatan dan kesehatan.

Kopi Luwak Prebiotik
Karena diproduksi diluar sistem pencernaan luwak, kopi luwak prebiotik dapat diproduksi dengan tidak terbatas, tidak seperti pada produksi kopi luwak asli yang produksinya sering kali dibatasi oleh jumlah luwak yang ada dan kemampuannya dalam mengkonsumsi buah kopi segar. Karena dapat diproduksi tanpa batasan, kopi luwak prebiotikpun dapat menjadi jawaban atas kelangkaan produk kopi luwak dan permintaan kopi luwak yang tinggi. Selain menjadi jawaban atas permasalah sistem pemasaran, kopi luwak prebiotik juga dapat melindungi populasi luwak yang dewasa ini kian menurun karena pemanfaatannya dalam proses produksi kopi luwak.

Terkait masalah citarasa, kopi luwak prebiotik karya peneliti BPTP Bali ini tak kalah dengan kopi luwak yang dibuat secara alami. Dari hasil pengujian organoleptik diketahui bahwa responden justru menilai kopi luwak prebiotik lebih enak karena teksturnya lebih lembut dengan aroma khas yang lebih kuat.

Penemuan Guntoro itu saat ini sudah dipatenkan. Dan dari pengujian atas berbagai variabel keamanan kopi luwak yang dilakukan oleh Puslitkoka Jember diketahui bahwa kopi luwak prebiotik justru lebih aman dibanding kopi luwak pada umumnya.